Tuesday, January 24, 2012

10 Tipe Penumpang Kereta Api

Sumber pengamatan kali ini adalah kereta api bisnis non AC Bogor-Sukabumi-Bogor, model gerbong dengan kursi untuk 2 orang-kadang dipaksa 3-, dengan gaya duduk sesukanya (bisa duduk normal, menyelip di tengah 2 penumpang, berdiri, duduk melantai, dan yang terkini adalah menempelkan pantat pada pegangan bangku). Demografi penumpang adalah dari usia 0 bulan-60 tahun, pria wanita, SES B-C (ekonomi menengah ke bawah), kegemaran akut pada jajanan mi instan dalam cup, -sementara sisanya hobi menghirup-hirup wanginya saja.

Berikut adalah tipe-tipe penumpang kereta, berdasarkan perilaku pertahanan diri selama berada di dalam kereta.

1. Tipe Hansipian
Tipe hansipian ini adalah jenis penumpang yang dalam pencariannya ditunjang dengan modal berjalan bolak balik dari ujung gerbong depan ke ujung gerbong belakang, lalu kembali ke depan lagi. Begitu seterusnya, terlalu lama berpikir dalam memilih, sampai mesin kereta berbunyi, dan dia baru sadar, tidak ada lagi bangku untuk dirinya.

2. Tipe Optimistis
Tipe optimistis adalah jenis penumpang yang langsung menyerang ke gerbong paling depan dan membeli tiket di menit-menit terakhir. Umumnya membawa dus besar, barang dagangan dalam keresek, sampai keranjang buah lengkap dengan pikulannya. Sayangnya, selalu diakhiri dengan posisi berdiri.

3.Tipe Pesimistis
Tipe pesimistis dapat dilihat dari jenis bawaannya. Berbeda dengan tipe optimistis yang bawaannya seabrek seperti mau pindahan, para pesimistis ini selalu tampil sederhana. Membawa tas hanya sebagai formalitas, bahkan umumnya justru tidak membawa barang apapun kecuali koran. Baginya, koran adalah hartanya paling berharga, karena setelah dipastikan tidak mendapat bangku selama di kereta, dia akan menggelar korannya dan duduk di manapun ada ruang kosong. Walaupun Si Optimis dan Pesimis ini berbeda spesifikasi, mereka adalah teman yang saling memahami perbedaan nasib di antara mereka. Perlu diperhatikan, hubungan ini akan merenggang jika volume bawaan Si Optimis membesar (baca: makan tempat).

4.Over-asikable
Naah. Penumpang tipe ini dapat dilihat dari keramahan muka, kemampuan berkomunikasi, dan tentu saja, sok asik. Penumpang ini biasanya memulai pembicaraan dari urusan standar seperti "Mau ke mana?" atau "Kerja di mana?", dilanjutkan dengan cerita diri tentang pekerjaan dan sejarah hidupnya -kadang terlihat seperti tokoh motivator-, dan berakhir dengan meminta nomor hp. Beruntunglah bagi penumpang yang berakhir dengan hubungan resmi di pelaminan, karena sisanya -yang mudah geer-, cukup pasrah dan mengelus dada dengan jabatannya sebagai downliner.

5.Tipe Surveyor
Berbeda dengan tipe over-asikable yang bertanya secara mendalam dan intensif, tipe surveyor ini hanya memberikan satu pertanyaan, "Turun di mana, Neng?". Terus diulang sampai responden menjawab nama stasiun terdekat. Ciri-ciri Si Surveyor: naik kereta di tengah perjalanan, berada pada posisi tidak nyaman, (pasti) berdiri.

6.Tipe Player
Para pemain berusia tidak lebih tua dari kalian, suka menyanyi/menggubah lagu anak, umumnya nyaring, duduk dekat kaca, suka nunjuk-nunjuk obyek sekitar-kalo udah puas, beralih nunjuk orang-, dan berisik kalau tidak diberikan ASI oleh ibunya. YEAH! We're talking about those chatty grumpy kids. Kegemaran mereka baru-baru ini adalah masuk ke selipan kursi dan mengimajinasikannya sebagai orang Indian dengan tendanya, jalan bolak-balik di kereta. Kehadirannya merisaukan dan mengganggu, khususnya bagi penumpang tipe oportunis.

7. Tipe Oportunis
Tipe oportunis ini ada 2 macam, yaitu penumpang yang naik di tengah stasiun (semi-oportunis), dan penumpang yang bertobat dari aliran hansipian (oportunis radikal). Yang membedakan dari keduanya adalah waktu dan tempat naik stasiun, namun mereka disatukan dalam Komunitas Pinggires Kereta Api Indonesah (KPKAI), sebuah komunitas yang bergerak dalam organisasi non profit, dengan kegiatan utama: duduk di pinggiran bangku penumpang. Oportunisme dan ngeheisme lebih terasa jika penumpang senior(penumpang beruntung yang dapet tempat duduk dari awal stasiun) harus berbagi tahta dengan tipe politis berbarengan dengan para oportunis.

8. Tipe Politis
Para politisi ini hanya bermodalkan keberanian dan pembentuk norma-norma sosial. Umumnya datang di tengah romantisme 2 penumpang beruntung yang duduk bahagia, pasang muka sok senior, ujung-ujungnya bicara seperti komandan utusan Kereta Api Endonesah, dan berbunyi, "Digeser Neng, ini kursinya buat 3 orang nih! Masih bedua kan, masih bisa nyempil.. (manggil gengnya) Hey sini, sini, masih ada kosong nih!". Biasanya kaum politisi ini didominasi para ibu paruh baya.

9. Tipe Pojokers
Para fanatik pojok ini adalah kaum yang kehadirannya membuat iri semua aliran, terutama tipe hansipian. Selain posisinya yang jarang terganggu dan haknya memberikan sisa porsi bangku, membuat semua pihak bercita-cita untuk menjadi bagian dari komunitas eksklusif ini. Sayang, kuotanya terbatas, dan tidak semua orang mampu berkomitmen untuk bangun dan datang ke stasiun sepagi dirinya. Perlu diperhatikan pula, para pojokers ini adalah orang-orang terdepan yang sebenarnya memiliki beban mental terbesar, -yang jika sedang tidak beruntung, akan mengalami shock karena retakan-retakan kaca dadakan akibat tekanan udara luar kereta.

10. Tipe Tidurian
Kalau jeli memperhatikan, tipe tidurian ini biasanya semakin banyak dijumpai di saat penumpang bertambah. Berbeda dengan tidur biasa, penganut tidurian ini lebih banyak ditemui di posisi pinggir bangku, dibandingkan pojokers. Posisi tubuh cenderung kaku ke arah pinggiran kursi, dengan tangan ditaruh tepat di atas pinggiran tersebut. Ciri-ciri yang membedakannya dengan tipe tidur beneran, dia tidak bergerak sedikitpun, diganggu goncangan sebesar apapun. Testimoni untuk kaum tidurian dari kaum oportunis, "This is the ngehe-est of all!"




adnanauS
240112

No comments:

Post a Comment