Tuesday, July 24, 2012

Anak Cengeng Ini Jagoanku

Juni kemarin, upacara angkatan EY (setara TK) angkatan pertama gw.
Hari ini, pertama mereka mulai pakai seragam SD, loh.
Tidaaakkk!!
Gw masih tidak rela, mereka mengganti seragam pinky-nya.
Seragam biru jeleeekkk!!!

Open: MyDocuments/EY1/2009-2010/cengengmoments. [Sort by name, A-Z]  

(A) Reuby*
Semacam anak titisan malaikat, saking bening mukanya dan punya mata hitam pekat.
Mengawali tahun ajaran dengan menangis manja, "Sus, pulaaanngg... 'Uby mau pulang ajaaa...pulanggg huhuhuhuu..".
Warna suara, bass kelas berat.
Kebayang indahnya kan? Muka bening, suara nge-bass... nangis.
Setaonan senang sekali menempel pada guru kelasnya, dan sempat berhasil diancam gak mau gendong kalo gak mandi pagi. Bertahan 3 hari saja.
Bentuk ketidaksetiaannya yang lain, saat gw menolak dengan tegas untuk membantu dia pakai sepatu di awal semester 2.
Melipirlah dia ke hati yang lain. Huh.
Kalau anak lain, berperilaku tidak baik diancam (sedia banyak ancaman lokal memang, haha) tidak akan naik ke EY2 (setara K-1), nah khusus dia,
"Kalo kamu gak mau dengerin, kamu pindah aja sana ke EY2...".
"Gak mauuu.. Aku gak mau naik EY2, nanti kamu gimanaaa kalau gak ada aku di EY1...".
Malaikat gombal.  

Alene*
Mungil. Banyak pita-pita di rambut tipisnya.
Membawa tas mini trolley bergambar Strawberry Shortcake.
Selalu masuk paling pagi, dan tangis-jerit-jerit-kayak-mau-dipotong-nya dimulai detik itu juga.
Sampai jam main. Berakhir setelahnya? Tentu..... tidak.
"Aku mau di pintu ajaaaahhhh... (Sambil mencengkram erat tasnya) Udah, udaaahh, Miss gak usah (temenin)... Aku gak kabur lagi kok.... Aku di pintu aja, yaaahhh... Yaaaahhhh... (Sesenggukan macem anak diusir keluar rumah)".
Antengnya, dikasih kertas sama pensil warna doang.
Mak.  

Arist*
Cengeng moments hambar kalo tidak lengkap dengan anak yang masuk di akhir tahun ajaran.
3 bulan terakhir, tepatnya.
Nangisnya impulsif, keras kepala, gak ada abisnya.
Ngomongnya belom jelas, kadang gak paham dia ngomong Bahasa Indonesia/Inggris.
Yang pasti, dia akhirnya betah di kelas dan akrab sama si ekspatriat Aussie, Eamo.
Komunikasi keduanya, pake bahasa tubuh.
Seru ngeliat interaksi dua bocah ini, dan segala intriknya untuk kabur dari circle time. Duh.

Ash*
Anak perempuan campuran Indonesia-(keturunan) India ini secantik-cantiknya anak perempuan Indonesia.
Berhasil membuat si anak baru, Eamo, akhirnya betah masuk sekolah tiap hari.
Padahal... Sendirinya masuk kelas pun penuh derai air mata dan drama India.. "Daddy harus di kelas, pokonya Daddy di kelas, Miss....".
Setiap pagi mesti pisahan dengan mata berair.
Selepas air mata kering, dia berubah jadi 'it girl' bersama geng anak perempuannya.
Hooh, perempuan-perempuan 3 tahun gw dah ngerti geng.  

Cel*
Pertama masuk kelas dengan karakter pendiam.
Dia selalu mengingatkan gw versi kecil.
Diam kalo gak diajak ngomong, sekalinya dah ada yang narik pelatuknya, boooommmm!
Gak bisa berenti nyerocos. Seru kelas atas.
"Kamu lagi mbikin apa toh, Miss?" "Itu apa?" "Aku kemaren sama Cece itu pergi ke.....".
Dari awalnya gw yang seneng mancing-mancing dia buat ngobrol tiap pagi, sampe gw gak bisa respon cerita dia.
Karena dia gak sadar ngoceh dalam bahasa Jawa Surabaya.
Oh, anak.
Cinta pertama sesaat-nya?
Masih sering gw puter video dia masangin sepatu si anak laki-laki itu.
Saya rekomendasikan sebagai calon istri tauladan di masa depan. Ha haa.  

Char*
"Dede Liz gak mau pake seragaaaammmm...".
Satu lagi Drama Kumbara di tengah tahun ajaran.
Binti posesif sama partner gw, hobi nangis kalo partner gw pegang anak yang lain.
Menurut fashion taste-nya yang bagus, seragam kita itu gak keren, gak princess-look.
Saking bosen denger dia nangis kejer kalau dah ditinggal si nyokap, partner gw langsung memerintahkan helper gw buat ambilin baju seragamnya.
Dia bilang,"Udah sekalian nangis cengeng, sekalian aja digantiin seragamnya... Nangisnya sama-sama ajah.".
Bonus difoto, selesailah tugas mulia memakaikan baju seragamnya.
Kalau sudah dapat hatinya, lu akan lihat betapa cerdas dan hebohnya dia dari setiap celoteh yang dia lontarkan. Favorit.  

(C) Ting*
Xiao jie (baca: cici kecil, anak perempuan kecil) campuran Hongkong-Malaysia berkarakter kartun Mulan ini adalah temen berantem gw.
Percaya diri tingkat dewa, cerdas, gak gampang nangis, keras kepala, dan kadang gak masuk akal.
Kalau Char* yang memilih untuk tidak menggunakan seragam karena seragamnya ga keren, Ting sengaja ngompol semingguan, biar baju seragamnya diganti baju princess yang sudah dia siapin malam sebelumnya.
Seneng sewot-sewotan.
Kata-kata "Aku gak suka sama kamu", "Ayo berantem" dan "Ya udah sana, terserah", adalah percakapan khas kami sehari-hari.
Ditambah lipet tangan dan dagu mendongak ke atas.
Gencatan senjatanya, waktu dia bikinin gw telor paskah dengan muka mirip gw.
"Ini buat kamu, mirip kan rambutnya... pendek-pendek.".
Seneng dan terharunya sejenak aja, karena setelah itu dia bilang,
"Udah, aku mau bawa pulang, sini kembaliin..".  

Denv*
Laki-laki ini sepertinya kurang eksplorasi modeling perilaku sekitarnya.
Masuk di tengah tahun ajaran, di awal keliatannya takut-takut, tapi matanya menyerap semua kelakuan badung temen-temennya.
"Gak nyoba, gak belajar" itu kayaknya emang prinsip yang tertanam.
Ya udah, ketebak hasilnya kan.
Nangis ngeraung-raung kena time out 2 menit depan kelas.
Gegara ikut-ikutan temennya mainan air.  

Eamo*
Si Aussie mata biru.
Masuk Januari.
Sebadung-badungnya anak laki dan secerdas-cerdasnya anak.
Bukan tipe cerdas akademik, tapi cerdas yang banyak menyerap pengetahuan.
Doyan jadi story teller, humoris, cerewet.
Tempat favorit kala belajar: di ujung drama center, sambil main.
Pas ditanya ulang, dia bisa jelasin sama persis seperti penjelasan lu tadi, gak peduli jarak lo dan dia ujung ke ujung.
Dia membuat gw percaya, ternyata memang ada anak dengan kemampuan belajar audio.
Mengalami masa cengeng di kelas, mencoba dialihkan dengan berbagai materi, gak mempan.
Frustrasi, gw dudukin sendiri jauh dari keramaian.
Kelar.
Garansi 5 menit, normal seperti sedia kala.  

Ghin*
Duh, si anak ngangenin ini kemana ya sekarang..
Jago Bahasa Indonesia dan Jawa, kadang ngeyel, normatif kayak nenek-nenek, penggemar pria-pria kecil, posesif kalo naksir.
Sampe pernah si Eamo curhat ama nyokapnya, kalo dia gak suka dikepoin seharian ama Ghin di sekolah.
Tapi toh akhirnya Eamo luluh juga, ketika Ghin mengisyaratkan layanan pemakaian sepatu tiap selesai bermain.
Kadang mereka berdua frustrasi karena saling gak ngerti bahasa masing-masing. Roaming.  

(I) Ram*
"Babina bobo di 'umah..".
Ungkapan kebanggaan Si Mas Ram menjadi kakak setelah kelahiran adik ceweknya, Sabrina.
Perilaku agresif gigit temen juga hilang, segera setelah Babina lahir.
Sungguh keren deh.
Mas ini pernah mengalami hari cengeng juga, tapi nangisnya gak rewel.
Digendong-gendong sebentar, selesai.
Dulu juga, dia yang suka usaha ngeberentiin Si Kenz biar berenti nangis-nangis, dengan kasih makanan atau mainan.
Ritual yang gak bisa diganggu: mesti tiba-tiba kabur dari duduk karena isi bensin.
2x sehari di kelas, minum susu kotak.  

Jess*
Anak perempuan paling manis, favorit semua guru.
Bawel, pinter, percaya diri, gampang deket dengan semua anak, semua guru, helper, mungkin juga satpam, kecuali..... gua.
Liat gw kayak monster pemakan anak kalih.
Gak mau kontak mata, ngibrit kalo diajak ngobrol berdua.
Pokonya kalo dihadapkan pada posisi ngobrol berdua, pasti kabur.
Sebisa mungkin gak ngomong.
Hebohnya cuma kalo temen-temen lainnya ikutan ribut ngobrol pas jam makan snack.
Keakraban baru terjalin di bulan-bulan terakhir, kalo gak salah karena digigit Ram.
Tiba-tiba dateng meluk terus nangis-nangis.
Syok juga dia digigit, tapi lebih syok lagi karena dia peluk gw.  

Jody*
Odiee.. Laki-laki dengan maskulinitas sempurna.
Si pemalu ini menghabiskan 3 bulan pertama tanpa suara apapun.
Pernah kapan gak sadar karena kesenengan maen, dia ketawa. Lucu banget suaranya.
Ngeh dengan munculnya suara, dia langsung tutup muka.
Keberadaan temen memang penting buat mancing-mancing anak semacam ini.
Setiap hari maen bareng Kenz dan Nic, akhirnya keluar juga kalimat-kalimatnya, walopun cuma kedengeran kalo dia lagi main sama temennya.
Pertama kali dia ngomong sama gw, waktu tengah semester tiba-tiba dia nolak masuk sekolah, nangis terus, bonus suara..
"Odie mau pulaang..".
Kesempetan aje gw tanya-tanyain mulu mumpung suaranya gak mau berenti.
Hadiahin gambar pesawat kalo gw udah puas.  Haha.
Denger suara anak yang gak pernah ngomong itu rasanya kayak liat mukjizat depan mata,
berasa ucapannya itu kayak wahyu yang diturunkan Tuhan,
kayak nonton konser penyanyi papan atas.    

Kay*
"Good morning, Miss..," lengkap dengan gaya jalan kayak Pinokio kayu dan pelukan pagi hari, jadi teman sarapan gw di depan komputer selama setahunan.
Si anak perempuan Australia-Cina ini senang sekali membaca semua buku dalam rak,
menyanyi Indonesia Raya keras-keras,
mencoba semua kostum dari Ariel The Mermaid,
Naga sampai Zebra yang tebelnya ngalahin kulit Zebra beneran,
posesif sama mainan Donkey karet,
dan hobi berantem sama Kenz, karena dia lelaki.
Keduanya akrab, setelah Kay tau Si Kenz punya adik bernama sama. Mudahnya.
Mau evaluasi diri tentang cara mengajar?
Minta Kayla maju ke depan buat 'ngajarin' temen-temennya, dia merekam gaya lu dengan sangat impresif!  

Kenz*
"Kalau Abang Kenz sekolah, siapa yang nemenin Kay di rumah, Miss??? Nanti dia cari-cari, terus nangis, Abang Kenz ke mana, huhuhuu..,"
pembelaan paling dramatis, penuh air mata, dan mengharukan dari anak usia 3 tahun di bulan pertama sekolah.
Melihat gelagatnya yang mengingatkan gw pada anak-anak laki di tahun pertama gw Grade 1 dulu, gigi 5 dibutuhkan tiap berhadapan sama si preman kecil dari awal masuk sekolah.
Minum susu sambil kaki selonjoran ke atas meja,
sok-sok teleponan pake handphone dengan gaya businessman,
selalu telat masuk kelas padahal apartemen di seberang sekolah,
mau sekolah kalo diajak nonton Transformer,
menganggap gw Megatron,
penggemar karaoke Massachussets-nya The Bee Gees,
muntah parnoan tiap ngeliat kue coklat,
snacknya Oreo mulu,
pernah di kelas ditemenin ompung-ompungnya, besoknya ganti akung-apohnya,
penyerap semua kata-kata baru,
dari "tornado", "flash", hingga "kancut".    

Mitchy*
Masuk di 3 bulan terakhir sekolah,
hobi pake bando pita besar Minnie Mouse, dan punya panggilan Mitchy Mouse dari Si Gogo.
Salah satu tangis-tangisan drama terakhir yang jadi pengiring kumpulan cerita akhir tahun angkatan ini.
Nangisnya mudah teralih jika mendudukan dia di depan komputer, pilih gambar Dora, kasih pensil warna.
Gak mempan juga?
Pamerkan saja tutu buat balet.    

Nic*
"What are you doing, Miss?" "Why you are here (in front of computer), not sitting with us?" "What happens to your hair?" "Why there is rope hanging on that wall?" What. Why. What. Why. What. Why. Buaweeeeeelllllllll.
Liat deh tahi lalat di bibirnya, jelas banget tanda-tanda bawelnya.
Kelebihan energi, kalo meluk kenceng-kenceng banget.
Tapi terakhir gw sedih juga peluk dia, badan buntalnya menyenangkan untuk dipeluk.
Senang sekali bercerita tentang Somerset, dan tetangganya, Si Toby.
Akhirnya bisa pake sepatu di tengah tahun ajaran, mengalahkan Reuby,
cuma pura-pura gak bisa pake sepatu waktu Cel nawarin fasilitas memakaikan sepatu di satu hari cinlok mereka.
Bingo, he was her first crush!    

Nikk*
Colek pantat.
Jahil.
Penyeka air matanya Ash.
Bisa main dengan anak manapun.
Mudah terdistraksi untuk kabur dari acara makan kalo temennya ada yang udah selesai.
Ketawa ihihihii-nya lucu banget.    
Doyan tidur, cengengnya cuma kalo jam tidur malemnya berkurang. Tapi dramanya bisa sampe benci gak mau sekolah.
Iya sih, gw juga benci sekolah kalo masih pengen tidur. Er.

Phyla*
Doyannya Princess Jasmine.
Selalu menatap galak, entah ke temen-temennya maupun ke partner gw.
Gak mau ngerjain apapun kalo si partner ada di sekitar dia, dari nyanyi,olahraga, sampe presentasi.
Berakhir romantis juga mereka, sama seperti gw dan Jess.
Sementara gw pusing karena dia susah berteman,
lebih seringan main sama helper,
sampe akhirnya gw terpaksa memisahkan dia dan Alene di kelas EY 2, karena berasa nanggap wayang orang sehari suntuk.
Berisik.

Seru ya angkatan ini?
Seseru orang tua mereka juga yang selalu punya lebih dari 2 telinga untuk mendengarkan kita, gurunya,
Dari sekadar curhatan kita tentang anaknya,
Sampe catatan trik-trik yang kita temuin saat ngajar putra-putrinya.
Senang sekali bisa menyimpan sejarah mulus tanpa cacat saat kerja 1 tahun bersama mereka.  

Seandainya gw akhirnya kembali ke sekolah yang sama,
Percayalah,
Bukan karena gaji, tunjangan, dan asuransi, karir, hadiah tahunan, sistem, ato apalah,    
Pasti karena gw yang habis pikir buat ngilangin kecanduan gw terhadap suara-suara cengeng yang berubah jadi lantunan cekikikan merdu mereka.
Gw akan seka habis-habisan tangis mereka di akhir tahun ajaran,
Sebanyak gw memenuhi kantong-kantong kesenangan dengan kelakar-kelakar mereka.

Semoga berhasil, jagoan-jagoan ingusanku!

Kalo cengeng-cengeng ingusan nanti, lap aja pakai seragam birunya.
Cih.

240712
adnanauS

*bukan nama sebenarnya

No comments:

Post a Comment