Tuhan, 'Like' atau '@Mention' Aku Setelah Ini Lah..

Tuhan milikku seorang, jangan merayu.
Untuk lari balik ke pangkuan,
Atau terus menafkahi kantong pikirku dengan ayat-ayatmu.
Berhentilah.
Lalu move on!


Aku setengah jalan kabur darimu,
Menebar semua ayat dalam kitab,
Gemas menunggu pucuk tunas,
Kubanjuri tiap hari dengan banjir,
Tak kunjung.
BUZZ!! PING!!!

Mana kamu, Tuhan?
Jangan berucap tentang siapa yang tak melihat namun percaya.
Cukup beratus tahun dusta.
Aku angkatan sosial media.
No picture, HOAX.

Bagaimana percaya yang tak dilihat itu, Tuhan?
Aku dan Thomas-Thomas lain tak bahagia, justru kecewa dalam isu.
Terlalu banyak orang mengaku-aku bertemu kamu,
Ditahbiskan jadi nabi.
Tipu. Congkak. Spammer!
Aku patah dengar.


Eh lalu semua rebutan #memagari kamu.
Biar timeline padat pujian, he?
Kamu malah jadi objek penderita.
Katanyalah kamuku itu 1st degree friend mereka lah.
Lalu aku siapamu, Tuh?
Mereka bilang aku gak kenal sedikitpun tentang kamu,
"Kurang ajar!"
Nulis namamu tak hormat,
Pake huruf kecil pula manggil-manggil kamu.


Tak maulah mereka dengar kalau kamu itu teman kecilku.
Nama kamu kutulis besar kan karena itu nama orang.
Segitu banyak namamu di search engine,
Apa mereka tak pikir kalau ujarannya padaku itu mungkin salah sambung?


Ini kenapa kantongku dan kantong mereka tak sama begini, kalo kita sama menyebutmu Tuhan?
Ayat-ayat mereka rapi,
Tak berserakan kumal seperti milikku.
Nominal ayatnya tetap samakah?
Sok simpati, dipindainya lagi isi-isi kantong mereka untukku.
Berat! Makanya tak kubawa semua!
Ada yang namanya flash disk? Hard disk eksternal? Tau?



Tuhanku yang (tidak selalu) ada di surga,
Tuhanku yang kadang hadir mengecek neraka,
Tuhanku yang mampir mengopi tadi sore,
Tuhanku yang berdansa bersama DJ dinihari tadi,






Tuhanku yang sudah punya koleksi jutaan badges dan status Mayor,
Ini sungguh fenomena hebat.
Aku percaya.






Kepribadianmu sungguh lebih dari ganda.






adnanauS
240312