Thursday, September 5, 2013

Dialog Pesan Pendek

Wanita,
Baru saja kaugandakan ruas napas.
Mungkin sepertiga jalan telah melelah.
Gambar-gambar kecil tak lagi pandai terangkai,
Harus pindah. Biar cerita baru lelarian dalam lapang.

Perempuan anakku,
Yang kepalanya tak selembek pertama kulihat,
Dan (untungnya) tak jadi besar,
Isi kepalamu sulit kuraba.
Mari bicara. Duduk, satu-satu, jangan lelompatan.

Wanita
Berapa bandingan nyeri dan senang memilikiku
Satu sendok mimikku yang terpecah lima belas air muka kekhawatiranmu???

Perempuan anakku,
Yang bahasanya penuh tanya tak ada koma titik,
Tak cukupkah aku menyapihmu?
Palatalmu masih seaktif terakhir kali kulihat sebelum operasi amandel.
Kukatakan itu takaran paling pas untuk hari senggangku.
Kamu, dan kekhawatiranku.

Wanita,
Bagaimana kekhawatiran tipe 15 bisa jadi terakhir,
Terakhir membuat kamu berani melepasku.
Bagaimana kekhawatiran tipe 15 bisa jadi pertama,
Pertama membuat kamu merasa cukup untuk tidak lagi khawatir.

Perempuan anakku,
Aku bukan lagi pedagang dengan banyak tipe unit.
Hidup kusederhanakan tahun demi tahun,
Kutambahkan satu per satu anggota keluarga,
Namun tetap saja berkurang di setiap libur hilang.
Mesti kujemput kalian sekali dua kali,
Kadang kita tidak minum hanya karena haus.

Wanitaku,
Palatalku pasti hasil salin tempel dari milikmu.
Kalau tidak haus, kenapa minum?

Perempuan anakku,
Umur kronologismu dewasa, kenapa tidak kawin?

230313
adnanauS

No comments:

Post a Comment